Minggu, 08 Juni 2014

GLOBALISASI DAN PERGESERAN BUDAYA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan aspek sosial budaya yang beragam banyaknya. Indonesia adalah Negara yang kaya raya dengan sumber daya alam dan sumber daya budaya yang melimpah. Bangsa kita merupakan bangsa yang serbamulti, baik itu multibahasa, multibudaya, maupun multiagama. Semua itu telah dikelola dengan baik dapat dijadikan sebagai potensi untuk kemakmuran rakyat dan memajukan bangsa kita. Kebudayaan pernah didefinisikan sebagai keseluruhan system gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat. Dalam pengertian tersebut, kebudayaan mencakup segala hal yang merupakan keseluruhan cipta, rasa, dan karsa manusia, termasuk di dalamnya benda-benda hasil kreativitas dan ciptaan manusia. Conohna : tari daerah, lagu daerah, dan kesenian daerah lainnya. Tetapi kebudayaan sering didefinisikan sebagai suatu sistem symbol dan makna dalam sebuah masyarakat manusia yang didalamnya terdapat norma-norma dan nilai-nilai tentang hubungan sosial dan perilaku yang menjadi identitas dari masyarakat bersangkutan. 1 Pembatasan Masalah Mengngat terbatasnya kemampuan, tidak semua permasalahan akan dikaji. Dalam rangka pengkajian dibutuhkan pula adanya pembatasan masalah. Sehubungan dengan masalah di atas pembahasan mencakup analisis Pengaruh Globalisasi Budaya Bangsa Perumussan masalah Sesuai dengan latar belakang masalah dan pembatasan masalah maka permasalahan yang diajukan dalam kaya tulis ini adalah : Apa pengaruh Globalisasi terhadap Budaya Bangsa. Tujuan Penulisan Berdsarkan masalah yang telah dirumuskan, tujuan karya tulis tersebut adalah untuk mengetahui pengaruh globalisasi budaya bangsa. 2 BAB II PEMBAHASAN Arus globalisasi saat ini telah menimbulkan pengaruh terhadap perkembangan budaya bangsa Indonesia. Derasnya arus informasi dengan telekomunikasi ternyata menimbulkan sebuah kecenderunga yang mengarah terhadap memudarnya niai-nilai pelestarian budaya. Budaya Indonesia yang dulunya ramah tamah, gotong royong, an sopan santun berganti dengan budaya ( meminjam istilah Band Jamrud ) yang gaul, fungky dan doyan ngucapin ember. Sebagian besar generasi muda sekarangini sudah tidak lagi memilki ketertarikan terhadap kesenian daerah. Padahal sebenarnya seni itu indah dan mahal. Kesenian adalah aset Indonesia. Sebagai tunas muda hendaknya memelihara seni budaya kita untuk masa depan anak cucu. Padahal kebudayaan daerah tersebut, bila dikelola dengan baik selain dapat menjadi pariwisata budaya yang menghasilkan pendapat untuk pemerintah baik pusat maupun daerah, juga dapat menjadi lahan pekerjaan yang menjanjikan bagi masyrakat sekitarnya. Hal lain yang merupakan pengaruh globalisasi adalah dalam pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar (bahasa juga salah 3 satu budaya bangsa). Sudah lazim di Indonesia untuk menyebut orangkedua tunggal dengan Bapak, Ibu, Pak, Bu, saudara, anda dibandingkan dengan kau atau kamu sebagai pertimbangan nilai atau rasa. Bahkan,Sebutan Bung cukup populer saat Presiden Soekarno menggelorakan semagat nasional ketika awal-awal kemerdekaan Indonesia. Sekarang ada kecenderungan dikalangan anak muda yang lebih suka menggunakan bahasa Indonesia dialek Jakarta seperti penyebutan kata gue (saya) dan lu (kamu). Gaya berpakaianrmaja Indonesia yang dulunya menjunjung tinggi norma kesopanan telah berubah mengikuti perkembangan zaman. Ada kecenderungan bagi remaja putri di kota-kota besar memakai pakaian minim dan ketat yang memakan bagian tubuh tertentu. Budaya berpakaian minim ini dianut dari film-film dan majalah-majalah luar negeri yang ditransformasikan ke dalam sineton-sinetron Indonesia. Derasnya arus informasi, yang juga ditandai dengan hadinya internet, turut serta ‘menyumbang’ bagi peubahan cara berpakaian. Pakaian minim dan ketat telah menjadi trend di lingkungan anak muda. Boleh dikatakan bahwa budaya yang merupakan sistem symbol dan norma dalam masyarakat Indonesia yang ada sekarang ini macet. Kemacetan budaya ani karena masyarakat kurang mengantisipasi dengan baik pengaruh globalisasi terhadap budaya terhadap budaya sendiri. 4 Dari penjelesan di atas, jelaslah bahwa globalisasi telah membawa dampak yang negatif dalam pelestarian budaya. Thomas Fridman dalam bukunya The Lexus and The Olivetree(2000) menyatakan bahwa “ancaman globalisasi saat ini adlah globalisasi”. Artinya sistem di dalam globalisasi itu sendiri menyimpan potensi penghancuran. Ritme cepat globalisasi yang ditentukan oleh Negara-negara maju pada gilirannya telah menimbulkan dikotomi baru dalam hubungan antrnegara. Negara-negara yang tidak mengikuti irama globalisasi dimasukkan ke dalam kategori Negara ‘primitif’ atau ‘ketinggalan zaman’. Oleh sebab itu, setiap Negara berlomba-lomba untuk mentransfer ilmu dan teknologi dari Negara-negara Barat. Salah satu keberhasilan penyebaran kebudayaan Barat ialah meluasnya anggapan bahwa ilmu dan teknologi yang berkembang di Barat merupakan suatu yang universal. Masuknya budaya barat (dalam kemasan ilmu dan teknologi) diterima dengan ‘baik’. Pqda sisi inilah globalisasi telah merasuki berbagai sistem nilai sosial dan budaya Timur termasuk Indonesia) sehingga terbuka pula konflik nilai antara teknologi dan nilai-nilai ketimuran. 5 BAB III PENUTUPAN Kesimpulan Pengaruh globalisasi di satu sisi ternyata menimbulkan pengaruh yang negatif bagi kebudayaan bangsa Indonesia. Norma-norma yang terkandung dalam kebudayaan bangsa Indonesia perlahan-lahan mulai pudar. Gencarnya serbuan teknologi sisertai nilai-nilai intrinsik yang diberlakukan didalamnya, telah menimbulkan isu mengenai globalisasi dan pada akhirnya menimbulkan nilai baru tentang kesatuan dunia. Bagi masyarakat yang mencoba mengembangkan seni tradisional menjadi bagian dari kehidupan modern, tentu akan terus berupaya memodifikasi bentuk-bentuk seni yang masih berpolakan masa lalu untuk dijadikan komuditi yang dapat dikonsumsi masyarakat modern. Karena sebenarnya seni itu indah dan mahal. Kesenian adalah kekayaan bangsa Indonesia yang tidak ternilai harganya dan tidak memilki bangsa-bangsa asing. Oleh sebab itu, sebagai generasi muda yang merupakan pewaris budaya bangsa, hendaknya memelihara seni budaya kitademi masa depan anak cucu. 6 Saran-saran Penulis menyadari bahwa karya tulis ini jauh dari sempurna. Maka dari itu penulis mengharapkan masukan dari pembaca sehingga dapat menjadi pembelajaran bagi penulis untuk menjadi lebih baik. 7 BAB IV DAFTAR PUSTAKA Paulus Tukan, S.Pd Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 1994. Mahir berbahasa Indonesia http://damayanti327.wordpress.com/about/globalisasi-dan-pergeseran-budaya-indonesia/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar